Pages

Jumat, 30 Januari 2015

Jangan Beri Nama “Michael” Pada Anak Muslim

Michael. Nama ini terdengar keren. Mengucapnya dengan logat kebarat-baratan ‘Mai-khel’. Banyak orang kita yang memberikan nama anaknya dengan nama ini tanpa mengetahui apa makna, arti dan seluk beluk nama ini.
Banyak orang beken memiliki nama ini. Sebut saja Michael Jackson, sang raja pop. Atau Michael Landon, yang bagi generasi angkatan 80-an pasti mengenal nama artis terkenal ini. Filmnya, High Way To Heaven, serial mingguan yang diputar di TVRI era jadoel dahulu sekitar pukul  1 siang sangat fenomenal, walau jelas-jelas film ini adalah film yang kental nilai-nilai dakwah Kristen tetapi pada saat itu tidak hanya keluarga-keluarga Kristiani yang duduk tenang menyimaknya, tapi  juga keluarga-keluarga muslim. Lalu ada Michael Bolton, seorang pemusik aliran pop rock yang terkenal di era 90-an. Dan masih banyak Michael Michael yang lain di Barat yang kita kenal melalui layar kaca. Sehingga nama Michael begitu terkesan keren dan modern.
Tapi apakah benar nama ‘Michael’ adalah produk era modern? Produk Barat?
Mari kita simak Kitab Yudas dari Perjanjian Baru Bibel (Alkitab) dalam versi bahasa Inggris:
Yude 1:9 Yet Michael the archangel, when contending with the devil he disputed about the body of Moses, durst not bring against him a railing accusation, but said, The Lord rebuke thee.
(terjemah Bahasa)
Yudas 1:9 Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: “Kiranya Tuhan menghardik engkau!”
Ternyata ada juga nama Michael dalam Bibel (Alkitab) kitab suci umat Kristen. Jika dalam bahasa Inggris itu disebut Michael, maka dalam kitab terjemah bahasa Indonesia disebut sebagai MIKHAEL. Maka Michael adalah Malaikat Mikhael atau Mikail.
Ketika kita cari lebih lanjut dalam keseluruhan Alkitab, ternyata kita akan jumpai 15 kali nama Michael di sebut. Apakah semua berbicara tentang malaikat? Ternyata tidak.
Dari pencarian nama Michael dalam Bibel hasilnya adalah:
  • 15 kali nama Michael di sebut dalam Bibel (Alkitab), kitab suci umat Kristiani.
  • Michael sebagai nama salah seorang bangsa Yahudi disebut 9 kali, yakni: Bilangan  13:13,  I Tawarikh  5:13, I Tawarikh  5:14, I Tawarikh  6:40, I Tawarikh  7:3, I Tawarikh  8:16, I Tawarikh  12:20, I Tawarikh  27:18, II Tawarikh  21:2, Ezra  8:8.
  • Dalam Perjanjian Lama, Kitab Daniel  10:13, Michael adalah nama seorang pemimpin akhir zaman yang mengalahkan Persia dan Yunani (Romawi).
  • Masih dalam Kitab Daniel 10:21, Michael adalah nama seorang pemimpin akhir zaman yang membawa Kitab Kebenaran.
  • Kitab Daniel 12:1, Michael adalah nama seorang pemimpin akhir zaman.
  • Dalam Perjanjian Baru, kitab Yudas  1:9 dan Kitab Wahyu  12: 7, nama Michael digunakan untuk menyebut malaikat.
Jadi dalam Perjanjian Lama, Michael adalah nama bagi seorang manusia lebih tepatnya bangsa Yahudi. Nama Michael atau Mikhael adalah nama umum Yahudi. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, kitab utama umat Kristiani, Michael adalah nama bagi sesosok malaikat. Dan memang nama ini adalah nama yang umum bagi masyarakat Barat yang mayoritas menganut agama Kristen.
Nah, berarti nama Michael bukan produk budaya modern. Tapi murni nama yang sangat agamis, diambil dari kitab suci mereka. Sebagai Muslim, kita punya kitab suci sendiri dan punya teladan yang jauh lebih mulia dari manusia manapun di seluruh jagad raya ini. Beliau adalah Muhammad SAW. Cukuplah Beliau dan para Sahabatnya menjadi teladan kita. Mengambil nama Beliau dan nama para Sahabat atau para pejuang Islam lainnya sebagai nama anak kita, tentulah lebih baik.
Masih bangga dengan nama Michael? Hendaknya janganlah kita memberikan nama Michael kepada anak muslim, karena nama itu sebuah doa

sumber :http://www.eramuslim.com/peradaban/kristologi/jangan-beri-nama-michael-pada-anak-muslim.htm#.VMw50tKUeSo 

Sabtu, 24 Januari 2015

JENAZAH YG HIDUPNYA TIDAK SHALAT

Ketika perang teluk berlangsung, aku sedang berada di Mesir dan sebelum perangmmeletus, aku sudah terbiasa menguburkan mayat di Kuwait yang aku ketahui dari masyarakat setempat. Salah seorang familiku menghubungiku meminta agar menguburkan ibu mereka yang meninggal.
Kami buka lubang masuknya dan kami turunkan dari pundak kami. Namun tiba-tiba jenazahnya terlepas dan terjatuh ke dalam dan tidak sempat kami tangkap kembali hingga aku mendengar dari gemeretak tulangnya yang patah ketika jenazah itu jatuh. Aku melihat ke dalam ternyata kain kafannya sedikit terbuka sehingga terlihat auratnya. Aku segera melompat ke jenazah dan menutup aurat tersebut.
Lalu dengan susah payah aku menyeretnya ke arah kiblat dan aku buka kafan di bagian mukanya. Aku melihat pemandangan yang aneh. Matanya terbe-lalak dan berwarna hitam. Aku menjadi takut dan segera memanjat ke atas dengan tidak menoleh ke belakang lagi.
Setelah sampai di apartemen, aku menghubungi salah seorang anak perempuan jenazah. Ia bersumpah agar aku menceritakan apa yang terjadi saat memasukkan jenazah ke dalam kuburan. Aku berusaha untuk mengelak, namun ia terus mendesakku hingga akhirnya terpaksa harus memberitahukann ya. Ia berkata, Ya Syaikh (panggilan yang sering diucapkan kepada seorang ustadz-red), ketika anda melihat kami bergegas keluar dikarenakan kami melihat wajah ibu kami menghitam, karena ibu kami tidak pernah sekalipun melaksanakan shalat dan meninggal dalam keadaan berdandan.
Kisah nyata ini menegaskan bahwa Allah SWT menghendaki agar sebagian hamba-Nya melihat bekas Su-ul khatimah hamba-Nya yang durhaka agar menjadi pelajaran bagi yang masih hidup.
Sesungguhnya yang demikian itu merupakan pelajaran bagi orang- orang yang berakal.
@maftuh

Selasa, 20 Januari 2015

Sikap Takwa Seperti Inilah Pemicu Yahudi Masuk Islam

Banyak kalangan menganggap takwa berarti takut kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Asumsi semacam ini sah-sah saja, tapi belum sepenuhnya mewakili esensi takwa, apalagi jika dikaitkan dengan upaya mengaktualkan terma takwa ini tak hanya untuk kesalehan individual, tapi juga untuk melahirkan kesalehan sosial yang berdampak besar bagi kemakmuran yang bersendikan keadilan.

Secara bahasa, takwa berasal dari kata wiqayah: memelihara diri dari segala hal yang merusak dan merugikan diri kita. Allah SWT berfirman: "Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras sisksa-Nya." (QS Al-Anfaal [8]: 25).

Menghindar dan menjaga diri dari fitnah serta kemurkaan Allah dengan menjalankan sunnatullah secara benar dalam tataran kosmos ataupun sosial dan pranata hukum, juga adalah esensi tak
wa kepada Allah SWT.
Negara dan bangsa kita yang mayoritas Muslim ini mengalami krisis keadilan dan penegakan hukum yang parah. Ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas bangsa ini harus proaktif mengatasi krisis tersebut. Salah satunya, dengan cara mem-breakdown terma takwa ke dalam reformasi mental para penegak hukum di negeri ini.

Oleh Alquran dinyatakan bersikap adil dalam menegakkan hukum adalah wujud takwa. (AlMaidah [5]: 8). Sikap tegas dan tanpa pandang bulu meski diberlakukan terhadap diri sendiri dan kerabatnya, dalam penegakan hukum hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang takwa kepada Allah.

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." (An-Nisaa' [4]: 135).

Dalam praktiknya, para pemimpin yang bertakwa seperti Ali bin Abi Thalib berlaku tawadlu dan taat terhadap putusan hukum, meskipun perkaranya untuk klaim baju besi yang dikuasai seorang Yahudi dikalahkan oleh Qadhi Syuraih di sidang pengadilan. Pasalnya, sang khalifah mengajukan saksi, yaitu Hasan, putranya sendiri, dan Qanbar, pembantunya. Oleh Syuraih, saksi dari kerabat seperti ini ditolak karena dianggap bisa menimbulkan bias. Akhirnya, sang Qadhi memenangkan si Yahudi dan Khalifah Ali pun menerimanya dengan ikhlas.

Sikap tawadlu yang lahir dari takwa inilah justru memicu si Yahudi masuk Islam. "Duhai Amirul Mukminin, Anda mengajukan saya kepada Qadhi bawahan Anda, tapi dia malah memenangkan saya atas Anda. Saya bersaksi bahwa ini adalah kebenaran dan saya bersaksi tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah," ujar warga Yahudi itu. Subhanallah!

sumber: http://www.suaramedia.com/
@kabid_syiar 

Senin, 19 Januari 2015

ADAB TIDUR SEHAT ALA RASUL

Indahnya Islam. Bahkan masalah tidur pun dicontohkan dan dijelaskan dengan baik oleh Rasulullah. Allah sendiri menjelaskan bahkan tidur sangat dibutuhkan untuk kesehatan melalui Alquran yang berbunyi : "Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat." (Q.S An-Naba [78] : 9).

Tidur sendiri memiliki manfaat kesehatan. Seluruh sistem kerja tubuh dapat terganggu karena efek dari tidur yang kurang sehat. Setiap orang hampir menghabiskan 1/3 waktu hidupnya untuk tidur.

Berikut ini akan dijelaskan tahapan tidur Rasulullah yang dapat ditiru untuk kesehatan tubuh melalui tidur
1. Waktu Tidur
Sebaiknya kita tidak tidur larut malam dan segera tidur setelah shalat isya. Tidur larut malam atau bahkan begadang, selain dapat mengurangi kualitas tidur tapi juga berpotensi merusak sistem kerja tubuh manusia. Fakta ini berkorelasi positif dengan hadits Rasulullah yang memerintahkan umat Islam untuk segera tidur setelah Shalat Isya. Hadits tersebut berbunyi sebagai berikut :

"Bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur sebelum (shalat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya (begadang)." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Berwudhu Sebelum Tidur
Nah, yang kedua yaitu berwudhu. Rasulullah senantiasa berwudhu sebelum tidur. Dengan berwudhu, dapat membersihkan kotoran-kotoran yang menempel. Kebiasaan berwudhu Rasulullah dijelaskan melalui hadits berikut :

"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur) maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat." (HR Bukhari).
3. Berdoa
Bagi muslimin, doa merupakan sebuah senjata. Pun termasuk ketika akan tidur, Rasulullah menganjurkan kita untuk berzikir dan berdoa sebelum tidur sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :

Rasulullah SAW bersabda ,"Barang siapa tidur di suatu tempat tanpa berzikir kepada Allah, maka ia pun akan mendapatkan hal-hal yang ia sesali dari Allah." (HR Abu Dawud).

Rasulullah sendiri memberikan contoh dalam berdoa sebelum tidur. Dalam sejumlah hadits, Rasulullah ketika akan berbaring membaca doa "Bismikallahhumma ahyaa wa bismika amuut." Artinya: Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan ketika bangun, Rasulullah berdoa "Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuur." Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)
4. Posisi Tidur
Nah, tahapan yang satu ini sangat lah penting. Posisi tidur termasuk menentukan kualitas tidur dan sangat mempengaruhi kesehatan. Posisi tidur yang biasa dilakukan Rasulullah dijelaskan melalui hadits yang berbunyi “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa bila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kari (rusuk kiri sebagai tumpuan).
Fungsi posisi tidur miring sebelah kanan sangat menentukan kualitas kesehatan tidur. Berikut ini manfaatnya :

a. Mengurangi beban kerja jantung. Tidur dengan miring ke kanan dapat mengurangi beban kerja jantung. Dengan menghadap ke kanan, posisi jantung menjadi rileks dan membuat distribusi darah dapat merata ke seluruh tubuh.

b. Pencernaan menjadi lebih mudah. Dengan menghadap ke kanan, posisi lambung dan usus dua belas jari menjadi menghadap ke bawah. Posisi ini dapat membantu kerja lambung. Dengan adanya gaya gravitasi sebab mulut lambung menghadap ke bawah. selain itu, dapat mempermudah kerja batang tenggorokan di sisi kiri yang membantu organ ini menghasilkan lendir dengan cepat.
5. Posisi Tangan
Ketika tidur, Rasulullah SAW senantiasa meletakkan tangan kanannya di bawah pipi sebelah kanan. Hal ini diperkuat dengan hadits yang berbunyi "Rasulullah SAW apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya." (HR Abu Dawud).

Meski tidur memiliki sejumlah manfaat, namun Rasulullah selalu mengingatkan kita untuk mengurangi tidur di 2/3 malam dengan menjalan Shalat Sunnah Tahajud. Hal ini dijelaskan Rasulullah dengan hadits yang berbunyi "Hendaklah kalian bangun malam sebab itu kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian." (HR At-Tirmidzi).

Dengan tidur sesuai tuntunan Rasulullah, tidur dapat menjadi wahana pendekatan diri terhadap Allah dan meningkatkan kesehatan. Subhanallah, sungguh terdapat banyak hikmah di setiap sendi hidup Muhammad tercinta.

@akhi Ujang Sadili

Membangun Pemuda Rabani yang Syakiriin

Pemuda adalah bagian dari masyarakat yang memilki pengaruh vital bagi perkembangan sebuah masyarakat, baik perkembangan itu dalam bentuk positif atau negatif. Dalam sejarah pun hal ini telah terbukti, bahwa pemuda-lah pemegang panji-panji perubahan.  Menurut As Syahid Imam Hasan Al-Banna perjuangan dan perubahan hanya akan optimal jika dijalankan oleh para pemuda, lebih jauh Hasan Al-Banna menjelaskan bahwa sebuah perjuangan hanya akan berhasil jika didasari oleh keimanan, keikhlasan, semangat dan kemauan yang kuat. Hal ini tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.


Sejarah terlanjur percaya bahwa kepada pemudalah sebuah perubahan dapat diperjuangkan. Tapi fakta sejarah pun menunjukkan bahwa tidak semua pemuda dapat melakukan perubahan tersebut. Hanya pemuda-pemuda yang berpikir besar sajalah yang dapat memegang peranan penting sebuah perubahan, yakni pemuda rabani yang selalu berorientasi pada Allah dalam setiap aktivitas dan mengamalkan akhlak-akhlak mulia, teguh terhadap yang diyakininya dan semangat untuk mengamalkan serta mendakwahkannya.

Menjadi Pemuda Rabani yang Syakiriin
Syukur menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Ibnu Rajab Al-Hanbali, dan Imam Al-Gazali adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah ia kuasakan kepadamu. Namun Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan lebih detil tentang apa itu syukur, beliau menjelaskan bahwa syukur adalah mengabdi kepada Allah dengan menaati-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya, baik yang bersifat lahir ataupun batin. Dua perkara inilah simpul ajaran agama. 

Berdasarkan definisi dari Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah dapat dipahami bahwa syukur dalam bentuknya yang substansial tidak hanya meliputi ucapan memuji secara verbal, tapi yang lebih jauh dan penting adalah syukur dalam bentuk amal-amal perbuatan, yakni ketaatan. Allah berfirman dalam QS Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” 

Syukur memiliki posisi yang penting dalam Islam, Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya Al-Fawa’id mengatakan, “Bangunan agama ini ditopang oleh dua kaidah: Dzikir dan syukur. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.”(QS. Al-Baqarah [2] : 152).” Berdasarkan pemahaman inilah menjadi hamba yang syakiriin adalah sangat penting bagi para pemuda khususnya dan kaum muslim pada umumnya.

@ukti Alvisari

Jumat, 16 Januari 2015

Untukmu Para Pejuang Dakwah !




Jika engkau cinta,

Maka dakwah adalah faham
Mengerti tentang islam
Risalah Anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustam panglima Kisra

Jika engkau cinta
Maka dakwah adalah ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti kata Abul Anbiya
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata bagi Rabb semesta.”
Berikan hatimu untuk Dia
Katakan : “Allahu Ghayatuna”

Menuju Pergerakan Kampus Madani (Bagian 2)


Profil  dan Penataan Kader

Kader yang ideal menjadi harapan kita untuk lebih memasifkan pergerakan dakwah kampus ke depannya. Namun, kader yang seperti apakah yang disebut sebagai kader ideal? 
Dalam buku-buku paduan tarbyah telah banyak disebutkan dan dijelaskan bagaimana standar kader yang pantas disebut sebagai kader ideal tersebut. Akan tetapi permasalahan yang kita hadapi adalah bagaimana mengaplikasikan standar kader yang telah dirumuskan itu pada masing-masing kader, khususnya kader dakwah kampus yang pergerakannya jauh berbeda dibanding kader pada tataran sya’bi. 

Realita yang ditemukan di lapangan adalah ternyata banyak kader yang karakter ia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak sesuai dengan harapan. Profil dan ciri dan kader ideal hanya menjadi bahan diskusi dan bacaan tanpa ada aplikasi yang kongrit dalam kehidupan hariannya. 

Permasalahan lain yang sering ditemukan dalam pola kaderisasi hari ini adalah betapa banyaknya kader instan atau karbitan. Ia belum melewati tahapan-tahapan yang seharusnya dilalui, akan tetapi karena kebutuhan dakwah ia sudah diberi amanah-amanah yang secara spritualitas belum siap ia emban sehingga kedepannya ini tentu menimbulkan permasalahan dalam perwujudan agenda-agenda dakwah.

Kamis, 15 Januari 2015

Menuju Pergerakan Kampus Madani (Bagian 1)


Dakwah merupakan kata kerja yang tidak bisa dielakkan pekerjaannya oleh umat manusia yang beragama islam. Walaupun ada banyak orang yang tidak sadar akan hal ini lalu membebankan tugas dakwah kepada para ulama atau dengan kata lain mereka mengatakan hanya para ulama sajalah yang wajib menyampaikan syiar isalam  itu. Pada hal jelas-jelas dalam Al Qur’an disebutkan bahwa manusia akan mengalami kerugian kecuali jika mereka beriman, beramal shaleh, dan menasehati dengan benar dan sabar (tertuang dalam surat Al Ashri), dalam surat Ali Imran juga disebutkan bahwa kita disebut sebagai umat terbaik hanya jika menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar. Maka, tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai umat manusia untuk mengelak amanah dakwah ini. Walaupun itu hanya satu ayat, maka sampaikanlah dan pasti itu akan bermanfaat bagi banyak orang.

Ada banyak lahan yang bisa dijadikan tempat berdakwah, salah satunya adalah kampus atau perguruan tinggi. Ini merupakan alternatif dalam mengembangkan dakwah dan bisa jadi merupakan tempat yang paling cepat berkembangnya dakwah berdasarkan fakta yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Rabu, 14 Januari 2015

Kebiasaan Nabi dan Orang Sholih di Pagi Hari


Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” 
(HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari). 

Al Jauhari mengatakan bahwa yang dimaksud ‘al ghodwah’ adalah waktu antara shalat fajar hingga terbitnya matahari. (Lihat Fathul Bari 1/62, Maktabah Syamilah).

Jelas sudah bahwa dalam ajaran Islam, waktu pagi menempati  sesuatu yang sangat penting dalam perjalanan hidup sepanjang hari. Ibaratnya, pagi adalah jenderal. Berikut adalah kebiasaan Nabi Muhammad SAW dan orang-orang shalih setiap pagi.
1. Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Doaku untukmu Pahlawan Hidupku (Abi & Umi)

Yaa Allah,
Perlihatkanlah kepadaku jerih payah kedua orang tuaku,
Perlihatkanlah kepadaku pengorbanan kedua orang tuaku,
Agar aku tahu diri, agar aku tidak buta dan tidak pula dibutakan penglihatanku, penglihatan batinku, kepekaan instingku.

Aku takut kepada-Mu yaa Allah karenanya aku tidak ingin menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tuaku, aku tidak ingin Engkau murka kepadaku karena perlakuanku terhadap dua pahlawan hidupku itu, mereka yang berjuang hidup dan mati hanya untuk melihatku tersenyum puas dan bahagia. 

Jagalah mereka yaa Allah, sehatkan mereka jasmani dan rohaninya, dekatkan mereka kepada-Mu, sayangi mereka lebih dari kasih sayangnya kepadaku yang bahkan tak mampu ku hitung, yang tak mampu sedikitpun ku balas itu yaa Allah, Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...
Aamiin...

@ukhti Karunia

Ikatan itu bernama "Ukhuwah"




Pada suatu hari, Rasulullah bersabda pada para sahabatnya : “Seorang lelaki menziarahi saudaranya karena Allah. Lalu Allah mengutus malaikat untuk menanyakan, “Hendak kemana kamu?” Ia menjawab, “Aku hendak mengunjungi saudaraku si Fulan.” Malaikat bertanya. “Karena suatu keperluanmu yang ada padanya?” Ia menjawab, “Tidak.” Malaikat bertanya, “Karena kekerabatan antara dirimu dan dia?” Ia menjawab, “Tidak.” Malaikat bertanya, “Karena nikmat yang telah diberikannya padamu?” Ia menjawab, “Tidak.” Malaikat bertanya, “Lalu karena apa?” Ia menjawab, “Aku mencintainya karena Allah.” Malaikat berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk menemuimu dan memberitahukan bahwa Dia mencintaimu karena cintamu padanya, dan Dia telah memastikan surga untukmu.” (HR. Muslim).

Saudaraku, sungguh berharga imbalan yang diberikan Allah pada orang-orang yang saling mencintai karena-Nya. Harga itu sangatlah pantas, karena rasa cinta yang berbalut dengan ukhuwah, bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Ukhuwah tidak sesederhana yang sering dipoleskan dalam aktivitas dakwah kita selama ini. Saudaraku, ada baiknya kita kaji sejenak, bagaimana seseorang dengan seorang yang lainnya berada dalam satu ikatan bernama "Ukhuwah"

Pernah Ada Masa-masa Dalam Cinta Kita (Al ukhuwah Unisma bersatu)




Pernah ada dalam ukhuwah ini
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi
Namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

Di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal shalih yang menjulang  bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis ,lembut dan wangi

Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya

(Salim A. Fillah)

@Ukhti Alvisari

Muslim Hebat, Bijak Menggunakan MedSos !

Bismillahirrahmanirrahiim..

Yaa muslim, Yaa muslimah...
Kini kita semua tahu dan menyadari kekuatan media, Media is Fowerfull. Media sangat berpengaruh dalam konstruksi sosial. Masyarakat kita kini semakin meninggalkan budaya lama, budaya ketimuran. Masyarakat Indonesia cenderung meniru dan menerapkan budaya barat dalam kehidupannya. Tentu saja hal ini tidak luput dari pengaruh media, peran media disini sangatlah besar.
Tentu saja kita tidak bisa menolak kemajuan teknologi ini, kita tidak juga mudah menarik diri untuk tidak menggunakannya karena kemajuan jaman yang membawa kita sangat terbantu dengan teknologi ini, terutama dalam hal penyampaian dan perolehan informasi. 

Tidak bijak apabila kita sebagai muslim malah mencoba menjauh dari teknologi ini. Memang banyak yang kita temui menyimpang. Banyak misi konspirasi dibalik semua ini, terutama menghancurkan aqidah umat dengan Ghozul Fikr (Serangan Pemikiran) melalui tayangan-tayangan dan gambar-gambar yang disajikan yang sebenarnya penuh dengan makna tersirat kaum kafir dalam misi melemahkan kaum muslim terutama kaum muda. 

Namun, sebagai kaum muslim yang cerdas. Ketika menyadari akan hal ini, dimana kaum kafir mampu menggunakan media semaksimal mungkin hingga pengaruhnya sangat dahsyat terhadap perubahan peradaban saat ini. Kenapa kita tidak memanfaatkan pula yang lebih maksimal dalam menyebarkan kebenaran?? Padahal kita mampu, kita bisa mengambil celah disini. Dimana setiap lini kita masuki, kita sebar kebenaran, kita harus lebih gigih dalam berkarya. Jika kaum kafir mampu dan sangat gigih dalam menjalankan misinya, maka kita harus lebih gigih darinya. Menggemakan kekuatan Al Islam, menggencarkan media massa dengan gebrakan umat. 

Maka, gunakanlah media sosial dengan baik. Jadilah bermanfaat dengan ikut serta menyelamatkan agama Allah dalam misi menegakkan kebenaran. Perkayalah ilmu dengan lebih banyak membaca pengetahuan dan sejarah, pilihlah tayangan yang mendidik dan penuh pengetahuan disamping hanya menghibur semata yang berujung melalaikan, dan tanpa lelah memperbaiki kualitas diri, terutama kualitas iman. *** 

@Ukhti Karunia

Selasa, 13 Januari 2015

Hilangnya Budaya 'Tabayyun' dan 'Ishlah'

Di era keterbukaan informasi ini segala macam berita bisa diakses dengan cepat melalui internet, bahkan gadget sekarang mampu digunakan layaknya sebuah komputer. Kemajuan ini tentu saja diiringi dengan berbagai masalah yang terjadi, utamanya dalam penyebaran informasi. Berita-berita yang terdapat dalam media online begitu update dan cepat sekali menyebar ke berbagai penjuru. Setiap orang bisa mengaksesnya tanpa adanya filter, sehingga tidak menutup kemungkinan benar atau tidaknya berita tersebut belum bisa dipastikan.

Sebagai seorang muslim yang harus dilakukan pertama kali jika mendengar atau membaca sebuah berita ada berbaik sangka (huznudzon), kemudian Allah memerintahkan kita untuk melakukan tabayyun (klarifikasi), sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al Hujurat ayat 6 ;  “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan menyesal atas perbuatanmu itu.”

Senin, 12 Januari 2015

LDK Bersama Rumah Allah

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)

Subhanallah Allah SWT memberikan kekuatan terahadap hamba-Nya yang senantiasa menjaga dan mengurus rumahnya. Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam men-kontras-kan antara rumah dengan kuburan. Beliau memerintahkan agar rumah kita tidak dijadikan seperti kuburan. Salah satu sifat yang mencolok dari kuburan adalah itu bukan tempat ibadah. Agar rumah kita tidak seperti kuburan yang bisa jadi banyak setan pengganggu, gunakan rumah kita untuk ibadah. Seperti halnya Lembaga Dakwah Kampus Unisma yang berupaya untuk terus menjaga rumahnya agar menjadi istana yang di istimewakan oleh Allah SWT.  

Al-Fatah yang berarti yang "membuka" adalah sebutan bagi Istana Unisma Bekasi. Nama ini seolah mengajak kepada seluruh sivitas kampus agar senantiasa membuka diri untuk beribadah dan terus mengingat Allah SWT. 

UkhwahPers: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Bekasi



Kota Bekasi - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kota Bekasi, Selasa, (6/1) malam, di Masjid Agung Albarkah, Alun-Alun Kota Bekasi berlangsung hidmat.

Ratusan jamaah masjid yang terdiri dari warga Kota Bekasi dan Alim ulama serta unsur aparatur Pemerintah Kota Bekasi sejak waktu Sholat Maghrib sudah datang dan terus berzikir shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Wakil Walikota Bekasi H Ahmad Syaikhu dan jajaran aparatur Pemerintah Kota Bekasi juga ikut hadir.

Usai melaksanakan Shalat Isya berjamaah, rangkaian peringatan maulid Nabi Muhammad juga diisi tausiah ceramah dari KH. Dr. Adi Hidayat yang menyampaikan sedikit dari banyaknya keteladanan nabi. Beberapa riwayat dari para sahabat nabi banyak disampaikannya untuk menjelaskan sifat-sifat keteladanan yang menginspirasi umat untuk berbuat baik terhadap sesama dan melaksanakan ajaran Islam.
KH. Dr. Adi Hidayat juga berharap pemerintah dan masyarakat Kota Bekasi berusaha mewujudkan kota Ihsan di Kota Bekasi dengan mengamalkan ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad.
"Saling menghormati  satu sama lain baik sesama umat dan antar umat beragama. Kita pun sebagai masyarakat perlu mendukung kebijakan pemerintah atau umaro di Kota Bekasi yang berpihak pada kebaikan kita bersama," harap KH. Adi Hidayat diakhir ceramahnya usai memaparkan sifat-sifat keteladan Rosulullah di depan para jamaah.
Sementara itu, Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu dalam kesempatan itu juga menyampaikan permohonan maaf Walikota Bekadi Rahmat Effendi yang berhalangan hadir sebab sedang di wilayah Bekasi Utara untuk menyelesaikan persoalan kemasyarakatan.
Ahmad Syaikhu mengatakan kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW menjadi penyemangat masyarakat dan pemerintah dengan melakukan yang terbaik bagi bangsa dan khususnya untuk Kota Bekasi.
"Momen peringatan Maulid Nabi Muhammad untuk mengingatkan kembali sosok nabi. Kecintaan kita atas Beliau dengan berusaha meneladani sifat-sifatnya. Sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya," kata Ahmad Syaikhu.
"Kecintaaan terhadap nabi juga bisa ditunjukkan dengan melakukan yang kita bisa dan kita miliki. Diantaranya mempersiapan generasi muda untuk mampu menyongsong masa depan dan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang nanti dihadapi," kata Ahmad Syaikhu.

@kabid_syiar

Minggu, 11 Januari 2015

Belajar!



"Bukan sekedar menunggu mati meskipun ajal dan maut tetap menanti"

Hidup jangan terlalu merisaukan masa depan yang masih misteri, kerana ia akan menjadi racun kepada pemikiran. 
Rebutlah seberapa banyak peluang yang ada pada hari ini! Pastikan setiap saat yang berlalu tidak sia-sia..